MAKALAH METODE NUMERIK
MAU RUMUS DAN CONTOH SOAL SILAHKAN DOWNLOAD
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa
defenisi metode numerik yang dikemukakan ahli matematika, misalnya metode
numeric adalah teknik maslah matematikadiformulasikan sedemikian rupa sehingga
dapat diselesaikan dengan pengoperasian aretmetika. Tredapat jenis metode numerik,
namun pada dasarnya masing- masing metode tersebut mempunyai karakteristik
umum, yaitu selalu mencakup kalkulasi aretmetika. Jadi metode numeric adalah
suatu teknik untuk menformulasikan masalah matematika sehingga dapat diselesaikan
dengan opersi aretmetika yang terdiri dari operasi tambah, kurang, bagi, dan
kali.
Integrasi
numerik merupakan suatu alat utama yang digunakan pada insinur dan ilmuwan
untuk mendapatkan nilai-nilai hampiran untuk beberapa integral tentu yang tidak
dapat diselesaikan secara analitik. Di bidang termodinamika statistic misalnya,
model Debye untuk menghitung kapasitas pana sebuah benda pejel memuat fungsi
berikut
Oleh
karena
tidak dapat
dinyatakan secara eksplisit, secara analitik integrasi numeric harus digunakan
untuk mendapatkan hampiran nialai-nilai
.
Contoh
lainintegral tentu yang tidak dapat diperoleh secara analitik adalah dalam
perhitungan distribusi normal
.
Mislanya banyak
contoh-contoh integral tentu, seperti
, dan
,
yang dapat
dihitung secara analitik dan memerlukan perhitungan secara numeric sebagai
hampirannya.
Pada makalah ini akan dibahas
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung berbagai hampiaran suatu
integral tertentu. Rumus-rumus integrasi numeric untuk integral f(x) pada
interval [a,b] didasarkan pada perhitungan nialai-nilai f(x) di berhingga titik
sampel pada [a,b].
Integral
numerik sering disebut juga sebagai quadrature; integrasi numerik disebut
sebagai integrasi dgn menjumlah quadrature.
Penurunan
rumus-rumus kuadratur sering di dasarkan pada polynomial-polinomial
interpolasi. Suatu polynomial tunggal
berderajat
yang melalui
N+1 titik yang memiliki basis
yang berderajat
sama satu dengan lainnya. Apabila polynomial ini digunakan sebagai hampiran
fungsi f(x) pada interval [a,b], maka integral f(x) pada [a,b] dihampiri oleh
integral
pada [a,b] dan rumus yang diperoleh dikenal sebagai Rumus
Kuadratur Newton-Cotes. Apabila titik sampel
dan
dipakai,
maka rumus kuadratur itu disebut Rumus
Newton-Cotes Tertutup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aturan Trapesium
Dalam
menghitung integral dengan menggunakan aturan trapesium dapat dihitung dengan
menggunakan tiga cara yaitu:
1. Hampiran Jumlah Kiri
Secara umum, misalkan f(x) adalah sebuah fungsi nyata satu variabel.
Untuk menghitung menghitung
dengan
menggunakan hampiran jumlah kiri, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi f(xi) dan lebar subinterval ini. Jika
, maka luas persegi panjang tersebut adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
2. Hampiran Titik Tengah
Untuk menghitung
dengan menggunakan
hampiran titik tengah, dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi
. Misalkan sub-subinterval adalah
. Maka luas persegi panjang yang terbentuk adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
Jika sub-subinterval
mempunyai lebar sama , katakan h, maka perhitungan di atas menjadi lebih mudah
dak akan menjadi
dengan
3. Hampiran Jumlah Kanan
Untuk menghitung
dengan
menggunakan hampiran jumlah kanan, dapat dihitung dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi f(xi) dan lebar subinterval ini. Jika
, maka luas persegi panjang tersebut adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
Jika
sub-subinterval mempunyai lebar sama , katakan h, maka perhitungan di atas
menjadi lebih mudah dak akan menjadi
dengan
B.
Aturan Simpson 1/3
Hampiran nilai integrasi yang lebih baik dapat
ditingkatkan dengan menggunakan polinom interpolasi berderajat yang lebih
tinggi. Misalkan fungsi f(x) dihampiri dengan polinom interpolasi berderajat 2
yang grafiknya berbentuk parabola. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran
nilai integrasi adalah daerah dibawah parabola. Untuk itu dibutuhkan 3 buah
titik data misalkan (0,f(0)),(h,f(h)) dan (2h,f(2h)).
Polinom
interpolasi Newton-Gregory derajat 2 yang melalui ke 3 titik tersebut adalah
Integrasikan p2(x)
di dalam selang [0,2h]:
Mengingat
Dan
Maka, selanjutnya
Persamaan di atas dinamakan kaidah simpson 1/3. Sebutan
1/3 muncul karena di dalam persamaan ini terdapat factor 1/3 (sekaligus untuk
membedakannya dengan kaidah simpson yang lain yaitu simpson 3/8).
Misalkan kurva fungsi sepanjang selang integrasi [a,b]
kita bagi menjadi n+1 buah itik diskrit x0,x2,….,xn,
dengan n genap, dan setiap tiga buah titik (atau 2 pasang upaselang)di
kurva dihampiri dengan parabola (polinom interpolasi derajat 2), maka kita akan
mempunyai n/2 potongan parabola. Bila masing2 polinom derajat 2 tersebut kita
integralkan di dalam upselang (subinterval) integrasinya, maka jumlah seluruh
integral tesebut membentuk Kaidah simpson 1/3 gabungan
Pesamaan ini mudah di hafalkan dengan mengingat pola koefisien
suku-sukunya
1,4,2,4,2,….,2,4,1
Namun penggunaan kaidah 1/3 simpson mensyaratkan jumlah upaselang (n)
harus genap, ini berbeda dengan kaidah trapezium, yang tidak mempunyai
persyaratan mengenai jumlah selang.
Galat Kaidah Simpson 1/3
Galat
kaidah simpson 1/3 untuk dua pasang upaselang adalah
Uraikan f(x),f1,dan f2 masing-masing ke dalam deret
Taylor di sekitar x0
Sulihkan
persamaan ke-2 kedalam persamaan pertama :
Jadi, kaidah
simpson 1/3 untuk sepasang upaselang ditambah dengan galatnya dapat dinyatakan
sebagai
Galat untuk n/2
pasang upaselang adalah :
,
a < t < b
, karena n = (b-a)/h
Jadi, kaidah
simpson 1/3 gabungan ditambah galatnya dapat dinyatakan sebagai,
Dengan kata
lain, kaidah simpson 1/3 gabungan berorde 4. Dibandingkan dengan kaidah
trapezium gabungan, hasil integrasi dengan kaidah simpson gabungan jauh lebh
baik, karena orde galatnya lebih tinggi. Tapi ada kelemahannya, yaitu kaidah
simpson 1/3 tidak dapat diterapkan bila jumlah upaselang (n) ganjil.
C. Aturan
Simpson 3/8
Seperti halnya pada kaidah simpson 1/3, hampiran nilai
integrasi yang lebih teliti dapat ditingkatkan terus dengan menggunakan polinom
interpolasi berderajat lebih tingi pula. Misalkan sekarang fungsi f(x) kita
hampiri dengan polinom interpolasi derajat 3. Luas daerah yang dihitung sebagai
hampiran nilai integrasi adalah daerah dibawah kurva polinom derajat 3 tersebut
parabola. Untuk membentuk polinom interpolasi derajat 3, dibutuhkan 4 buah
titik data, misalkan titik2 tersebut (0,f(0)),(h,f(h)),(2h,f(2h)) dan
(3h,f(3h)).
Polinom
interpolasi Newton-Gregory derajat 3 yang melalui ke empat buah titik itu
adalah
Integrasi p3(x)
di dalam selang [0,3h] adalah,
Dengan cara
penurunan yang sama seperti pada kaidah simpson 1/3, diperoleh
Yang merupakan
kaidah simpson 3/8.
Galat kaidah
simpson 3/8 adalah
, 0 < t < 3h
Jadi, kaidah
simpson 3/8 gabungan ditambah dengan galatnya dapat dinyatakan sebagai
Sedangkan kaidah
simpson 3/8 gabungan adalah
Persamaan di atas mudah dihapalkan
dengan mengingat pola suku sukunya :
1, 3, 3, 2, 3, 3, 2,
3, 3, 2, …. , 2, 3, 3, 1
Namun penggunaan kaidah simpson 3/8
mensyaratkan jumlah upaselang (n) harus kelipatan tiga.
Galat kaidah 3/8 simpson gabungan
adalah
Jadi, kaidah
simpson 3/8 ditambah dengan galatnya dapat dinyatakan sebagai
Kaidah simpson
3/8 memiliki orde galat yang sama dengan orde galat kaidah simpson 1/3. Namun
dalam praktek, kaidah simpson 1/3 biasanya lebih di sukai dari pada kaidah
simpson 3/8, karena dengan tiga titik (simpson 1/3) sudah diperoleh orde
ketelitian yang sama dengan 4 titik (simpson 3/8). Tetapi untuk n kelipatan 3,
kita hanya dapat menggunakan kaidah simpson 3/8, dan bukan simpson 1/3
D. Metode integrasi numeric untuk h yang
berbeda beda
Misalkan jarak antara titik-titik data dalam selang [a,b] tidak seragam.
Beberapa titik data mempunyai jarak h1, beberapa titik data yg lain
h2, sedangkan sisanya berjarak h3. Integrasi numeric
dalam selang [a,b] dilakukan dengan mengkombinasikan kaidah integrasi yang
sudah ada, misalnya kombinasi kaidah trapezium, kaidah 1/3 simpson, dan kaidah
3/8 simpson. Berdasarkan orde galatnya, kaidah 1/3 simpson dan 3/8 simpson
lebih teliti daripada kaidah trapezium. Karena itu, kaidah 1/3 simpson
diterapkan apabila jumlah upaselang yang bertetangga genap, sedangkan kaidah
3/8 simpson diterapkan bila jumlah upaselang yang bertetangga ganjil dan
kelipatan 3. Sisanya dihitung dengan kaidah trapezium. Jadi, tata-ancangnya
dapat diringkas sebagai berikut :
a.
Untuk sejumlah upaselang berurutan yang berjarak
sama adalah genap, gunakan kaidah 1/3 simpson.
b.
Untuk sejumlah upaselang berurutan yang berjarak
sama adalah kelipatan tiga, gunakan kaidah 3/8 simpson
c.
Untuk sejumlah upaselang yang tidak berjarak
sama dengan tetangganya, gunakan kaidah trapezium.
Contoh :
Empat buah
upaselang pertama berjarak sama, lebih baik menggunakan kaidah simpson 1/3
(karena jumlah upaselang genap). Tiga buah upaselang berikutnya berjarak sama,
lebih baik menggunakan kaidah simpson 3/8 (karena jumlah upaselang kelipatan
3). Dua buah upaselang berikutnya masing masing berbeda lebarnya, maka setiap
upaselang dihitung integrasinya dengan kaidah trapezium.
E. Bentuk Umum Metode Newton-Cotes
Kaidah trapezium, kaidah simpson 1/3
dan kaidah simpson 3/8 adalah 3 buah metode integrasi numeric pertama dari
metode Newton-Cotes. Masing masingnya menghampiri fungsi f(x) dengan polinom I
nterpolasi derajat 1 (lanjar), derajat 2 (kuadratik), dan derajat 3 (kubik).
Kita dapat menemukan kaidah kaidah lainnya dengan menggunakan polinom
interpolasi derajat 4,5,6 dan seterusnya.
Bentuk umum
metode Newton-Cotes dapat di tulis sebagai :
Dalam hal ini
dan
, E menyatakan galat, sedangkan
dan
adalah
konstanta riil.
PROGRAM MATLAB
Menghitung integral
dengan metode:
A.
ATURAN TRAPESIUM
1.
Hampiran Jumlah Kiri (Metode Persegi)
%PROGRAM MENGHITUNG INTEGRAL
clc;
clear;
disp('PROGRAM METODE PERSEGI KIRI');
disp('PROGRAMER : KELOMPOK II ')
a=0;
b=10;
n=10000000;
l=(b-a)/n;
t=0;
for i=1:n;
p=i*l-l;
p=p^2;
luas=p*l;
t=t+luas;
end
t
Output:
PROGRAM METODE
PERSEGI KIRI
PROGRAMER : KELOMPOK II
t =
333.3333
2. Hampiran Titik Tengah(Metode Persegi
Tengah)
%PROGRAM MENGHITUNG INTEGRAL
clc;
clear;
disp('PROGRAM METODE PERSEGI TENGAH');
disp('PROGRAMER : KELOMPOK II ')
a=0;
b=10;
n=10;
l=(b-a)/n;
t=0;
for i=1:n;
pkiri=i*l-l;
pkiri=pkiri^2
pkanan=i*l;
pkanan=pkanan^2;
luas=l*(pkiri+pkanan)/2;
t=t+luas;
end
t
3. Hampiran Jumlah Kanan(Medode Persegi Kanan)
%PROGRAM MENGHITUNG INTEGRAL
clc;
clear;
disp('PROGRAM METODE PERSEGI KANAN');
disp('PROGRAMER : KELOMPOK II ')
a=0;
b=10;
n=10000000;
l=(b-a)/n;
t=0;
for i=1:n;
p=i*l;
p=p^2;
luas=p*l;
t=t+luas;
end
t
Output:
PROGRAM METODE PERSEGI KIRI
PROGRAMER : KELOMPOK II
t =
333.3333
B.
ATURAN SIMPSON
%PROGRAM
MENGHITUNG INTEGRAL
clc;
clear;
disp('PROGRAM
METODE PERSEGI TENGAH');
disp('PROGRAMER
: KELOMPOK II ')
a=0;
b=10;
n=8;
t=(b-a)/n;
total=0;
for i=1:n
pkiri=i*t-t;
pkanan=i*t;
ptengah=(pkiri+pkanan)/2;
pkiri=pkiri^2;
pkanan=pkanan^2;
ptengah=ptengah^2;
luas=(t*(pkiri+2*ptengah+pkanan))/4;
total=total+luas;
end
total
Output:
total =
333.9844
BAB III
PENUTUP
Adapun
kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah
Dalam menghitung
integral dengan menggunakan aturan trapesium dapat dihitung dengan menggunakan
tiga cara yaitu:
1.
Hampiran
Jumlah Kiri
Secara umum, misalkan f(x) adalah sebuah fungsi nyata satu variabel.
Untuk menghitung menghitung
dengan
menggunakan hampiran jumlah kiri, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi f(xi) dan lebar subinterval ini. Jika
, maka luas persegi panjang tersebut adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
2.
Hampiran
Titik Tengah
Untuk menghitung
dengan
menggunakan hampiran titik tengah, dapat dihitung dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi
. Misalkan sub-subinterval adalah
. Maka luas persegi panjang yang terbentuk adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
3.
Hampiran
Jumlah Kanan
Untuk menghitung
dengan
menggunakan hampiran jumlah kanan, dapat dihitung dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Partisi interval [a,b] menjadi n subinterval
berbentuk [xi,xi+1] sedemikian hingga
·
Buat persegi panjang pada [xi,xi+1]
dengan tinggi f(xi) dan lebar subinterval ini. Jika
, maka luas persegi panjang tersebut adalah
.
·
Jumlah luas persegi-persegi panjang tersebut
merupak hampiran integral yang diinginkan.
Dan menghitung integral dengan
menggunakan aturan simpson yaitu dengan cara:
·
Aturan simpson 1/3
·
Aturan simpson 1/8
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung ke blog saya