paragraf dan jenis-jenis paragraf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Zaman makin berubah, tekhnologi pun berkembang pesat.
Fenomena kurangnya minat keterampilan mengarang saat ini sangat
mengkhawatirkan. Keterampilan mengarang adalah keterampilan yang bersifat
mekanistik, dan keterampilan itu tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori
saja, akan tetapi keterampilan tersebut baru dapat dikuasai oleh orang-orang
yang rajin berlatih.
Tanggung jawab perbaikan pelajaran mengarang tidak dapat
dilepas dari diri kita. Dalam rangka itulah penulis mencoba menggugah perhatian
rekan-rekan sekalian untuk lebih memperhatikan keterampilan menulis paragraf
dan pengembangannya, serta berusaha melaksanakan pelajaran mengarang dengan
cara yang menarik dan efektif.
1.2.
Rumusan Masalah
1)
Apa
yang dimaksud dengan paragraf?
2)
Apa
saja jenis-jenis paragraf?
3)
Bagaimana
cara mengembangkan paragraf?
4)
Bagaimana
penulisan paragraph yang baik dan benar?
1.3.
Tujuan Penulisan
1)
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan paragraf.
2)
Agar
kita dapat mengetahui apa dan bagaimana penulisan jenis-jenis paragraf
3)
Untuk
mengetahui bagaimana caranya mengembangkan paragraf.
4)
Agar
tidak terjadi kesalahan dalam penulisan paragraf sehingga menjadi baik
dan benar
1.4.
Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover ,
kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian
pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab
pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Penulisan
4) Sistematika Penulisan
Bab
kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian paragraf, Ciri-ciri
paragraf, dan jenis-jenis paragraf.
Bab
ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini
dan penutup dari penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan
kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk
inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik
atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat,
kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik),
kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi
satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu
paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat
diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.
Pada dasarnya terdapat dua tujuan penulisan paragraf, yaitu sebagai media untuk
memudahkan pemahaman mengenai maksud tulisan, serta untuk penegasan dan
memisahkan penggunaan kalimat yang efektif, misalnya dalam pemberhentian
kalimat.
Paragraf yang merupakan gabungan dari beberapa kata dan kalimat mempunyai
beberapa ciri atau karakteristik, misalnya sebagai berikut:
1)
Terdiri
atas kalimat utama dan kalimat penjelas
2)
Menjorok
kedalam dan berbentuk baris
3)
Adanya
kesatuan dan keterkaitan antara kalimat pokok dan kalimat penjelas
4)
Terdapat
keterpaduan mengenai maksud dan tujuan yang menjelaskan satu makna
Kalimat
pokok disuatu paragraf bisa terdapat di awal, diakhir, ditengah- tengah, dan
bahkan diseluruh paragraf tersebut.
2.2 Jenis-jenis Paragraf
2.2.1
Paragraf ditinjau dari letak kalimat
utamanya, yakni:
1)
Paragraf deduktif.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat
utamanya di awal paragraf, atau kalimat topiknya terletak di awal paragraf.
Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai
bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum
menjadi jelas. Paragraf deduktif berpolakan umum-khusus. Adapun contoh paragraf
deduktif adalah sebagai berikut:
“Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan laboratorium
kesenian, STSI memiliki komitmen tinggi untuk berperan aktif dalam mengemban
visi dan misinya. Selain menyelenggarakan seni jenjang D3, S1, pasca sarjana
(S2 dan S3), juga menyelenggarakan studi lanjutan jalur professional. Jenjang
D3 meliputi program studi karawitan, tari, kriya tekhnik, dan kriya panggung.
Jenjang S1 meliputi program studi karawitan, etnomusikologi, pedalangan, tari
dan kriya seni. Program S2 meliputi program studi penciptaan seni”.
2)
Paragraf induktif.
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak kalimat
topiknya di akhir paragraf, paragraf ini dimulai dengan penjelasan
bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat
pengembang. Paragraf induktif berpolakan khusus-umum. Adapun contoh paragraf
induktif adalah sebagai berikut:
“Setiap tahun, sekitar 85 % mahasiswa STSI Surakarta
memperoleh berbagai penghargaan berupa beasiswa maupun sponsorship lainnya.
Beberapa mahasiswa yang berprestasi akademik bagus sering terlibat dalam berbagai
misi dan forum kesenian mahasiswa, baik didalam maupun diluar negeri. Sekitar
90% lulusan STSI Surakarta bekerja di Indonesia maupun dimancanegara sebagai
seniman professional maupun dilembaga seni, studio seni, industry kecil,
kerajinan, dan sebagainya. Hal ini mengokohkan STSI Surakarta sebagai institusi
pendidikan yang mampu mempersiapkan SDM unggul dalam bidang seni yang siap
berkiprah dimasyarakat.
3)
Paragraf campuran.
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak kalimat
topiknya di awal paragraf dan di akhir paragraf, Paragraf campuran dapat
dimulai dengan kalimat topic disusul kalimat pengembang, dan di akhiri dengan
kalimat penegas. Adapun contoh dari paragraf campuran adalah sebagai berikut:
“Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama
ini di anggap kampungan, peralatan, asal ada, dan tempat pertunjukan pun
didaerah pinggiran, kini suasana berubah, irama dangdut tidak lagi di anggap
sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah dan modern, tidak kalah dengan
peralatan grup music pop. Artis-artisnya pun tidak kalah hebat dari artis grup
musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya, maupun dalam hal suara.
Irama dangdut sudah bisa muncul dipesta-pesta besar, digedung-gedung megah.
Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah seperti hotel, klub malam,
dan mobil-mobil mewah. Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum ‘gedongan’
dan kampus”.
4)
Paragraf naratif.
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat topiknya
menyebar, baik di awal, ditengah, maupun di akhir paragraf. Biasanya paragraf
naratif ini, semua gagasan dipandang penting, tidak ada didahulukan dan
dikebelakangkan. Adapun contoh dari paragraf naratif adalah sebagai berikut:
“Biasanya, pendongeng membawa imaji pendengar, sehingga
pendengar dapat mengubah informasi yang tidak terstruktur menjadi sebuah pesan
ringkas yang disimpan didalam otak penerima pesan. Proses kejiwaan ketika
sedang terjadi proses peringkasan cerita
dapat variatif, karena tergantung kepada minat penerima pesan. Oleh
karenanya, dongeng yang sedang dilantunkan harus memperhatikan suasana dan
kondisi pendengar”.
2.2.2
Paragraf ditinjau dari isinya,
yakni:
1)
Paragraf
Narasi
Paragraf
Narasi ialah
jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan
urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut
cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah
paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan
yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur
cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat
utama.
Ciri-ciri
narasi sebagai berikut :
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis
Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali,
Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher.
Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri
mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang
sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf
narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
- Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin
bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat,
lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan
tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad,
memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan
"Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang
pengantin ....
- Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus
pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi,
aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih
Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar.
Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
2)
Paragraf
Deskripsi
Paragraf
Deskripsi ialah
paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang
indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun
merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh
Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan
indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar
datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin
mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas
tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata
memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan
dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan
terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya.
Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman
mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan
pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa
wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air,
atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan
pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional
pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri
paragraf deskriptif ialah:
- Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam
paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
·
Pola
Spasial
·
Pola
Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola
pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu
objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.
Pola
Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai
kesan atau opini dari penulis.
2.
Pola
Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan
objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
3)
Paragraf
Eksposisi
Paragraf
Eksposisi Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan
melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat informatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh
Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang
kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia.
Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat
bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut:
daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna
hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya
sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui
bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya,
komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga
sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun
lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf
eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
a) Eksposisi Definisi, batasan
pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar
yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya
bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara
30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau
kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan
yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat
penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing
manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting,
keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan
liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
b) Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf
yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi
klasifikasi:
Sistem penamaan jenis-jenis kritik
sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral
menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan
historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan
fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi
ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra
pada kritikusnya.
c) Eksposisi Proses, paragraf jenis ini
sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara
tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata
memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric
acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang
bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan
perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah
secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan
air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari
akan memberikan hasil yang maksimal.
d) Eksposisi Ilustrasi (contoh),
pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu
ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan
atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti"
dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi
(contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita
sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek.
Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan
melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa
taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli
masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan,
misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
e) Eksposisi Pertentangan, berisi
pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang
digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu",
"sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi
pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada
umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak
pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil
nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
f)
Eksposisi
Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis
ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di
pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
g) Eksposisi Perbandingan, dalam hal
ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara
membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi
perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olah raga yang
banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga
jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang
yang menonton orang lain berjalan kaki.
h) Eksposisi Analisis, proses
memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa
subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori dikemukakan untuk
menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia
diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan
dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak
nama baik tokoh penting AS tersebut …
4)
Paragraf
Argumentasi
Paragraf
Agumentasi ialah
jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan
disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi,
yaitu:
- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
a)
Pola
Analogi adalah
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang
luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya
akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri
tegak.
b)
Pola
Generalisasi (pola umum)
adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan
anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat
nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang
punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c)
Pola
Hubungan Sebab Akibat
adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi
sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab
Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan
sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa
initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya
pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu,
tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5)
Paragraf
Persuasi
Paragraf
Persuasi ialah
suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis
harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh
paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki
upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk
wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual
atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah
meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan
biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di
aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil
menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat
ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda
berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh
masyarakat Hindu di Bali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis, yang merupakan satu
kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang
tersirat dalam keseluruhan karangan.
Jenis-jenis
paragraf ditinjau dari letak kalimat utamanya:
1.
Paragraf deduktif. 3. Paragraf campuran.
2.
Paragraf induktif. 4. Paragraf naratif.
Jenis
paragraf ditinjau dari isinya:
1. Paragraf deskriptif. 4.
Paragraf argumentative.
2. Paragraf
naratif. 5. Paragraf persuasif.
3. Paragraf
ekspositif.
Adapun
cara pengembangan paragraf yakni:
1. Menyalin. 4. Menganalisis gambar.
2. Dikte. 5. Mengekspresikan pengalaman.
3. Meringkas
bacaan.
3.2 Saran
Pada
kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel.
Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Tarigan, Djago. 1979: Membina
keterampilan menulis paragraf dan pengembangannya: Bandung: Angkasa.
Suryo,
Domas, dkk. 2012: Panduan latihan ujian
nasional bahasa Indonesia (untuk SMA): Banyu Agung: Haka MJ.
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung:
Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Insan Mulia.
No comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung ke blog saya