Wednesday, 29 October 2014

paragraf dan jenis-jenis paragraf


paragraf dan jenis-jenis paragraf
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Zaman makin berubah, tekhnologi pun berkembang pesat. Fenomena kurangnya minat keterampilan mengarang saat ini sangat mengkhawatirkan. Keterampilan mengarang adalah keterampilan yang bersifat mekanistik, dan keterampilan itu tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, akan tetapi keterampilan tersebut baru dapat dikuasai oleh orang-orang yang rajin berlatih.
Tanggung jawab perbaikan pelajaran mengarang tidak dapat dilepas dari diri kita. Dalam rangka itulah penulis mencoba menggugah perhatian rekan-rekan sekalian untuk lebih memperhatikan keterampilan menulis paragraf dan pengembangannya, serta berusaha melaksanakan pelajaran mengarang dengan cara yang menarik dan efektif.
1.2.       Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2)      Apa saja jenis-jenis paragraf?
3)      Bagaimana cara mengembangkan paragraf?
4)      Bagaimana penulisan paragraph yang baik dan benar?

1.3.       Tujuan Penulisan
1)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paragraf.
2)      Agar kita dapat mengetahui apa dan bagaimana penulisan jenis-jenis paragraf
3)      Untuk mengetahui bagaimana caranya mengembangkan paragraf.
4)      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan paragraf sehingga menjadi  baik dan benar

1.4.      Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1)      Latar Belakang
2)      Rumusan Masalah
3)      Tujuan Penulisan
4)      Sistematika Penulisan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian paragraf,  Ciri-ciri paragraf, dan jenis-jenis paragraf.
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah  ini dan penutup dari penulis.



























BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.
      Pada dasarnya terdapat dua tujuan penulisan paragraf, yaitu sebagai media untuk memudahkan pemahaman mengenai maksud tulisan, serta untuk penegasan dan memisahkan penggunaan kalimat yang efektif, misalnya dalam pemberhentian kalimat. 
      Paragraf yang merupakan gabungan dari beberapa kata dan kalimat mempunyai beberapa ciri atau karakteristik, misalnya sebagai berikut:
1)      Terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas
2)      Menjorok kedalam dan berbentuk baris
3)      Adanya kesatuan dan keterkaitan antara kalimat pokok dan kalimat penjelas
4)      Terdapat keterpaduan mengenai maksud dan tujuan yang menjelaskan satu makna
Kalimat pokok disuatu paragraf bisa terdapat di awal, diakhir, ditengah- tengah, dan bahkan diseluruh paragraf tersebut.
2.2     Jenis-jenis Paragraf
2.2.1        Paragraf ditinjau dari letak kalimat utamanya, yakni:
1)      Paragraf deduktif.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya di awal paragraf, atau kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas. Paragraf deduktif berpolakan umum-khusus. Adapun contoh paragraf deduktif adalah sebagai berikut:
“Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan laboratorium kesenian, STSI memiliki komitmen tinggi untuk berperan aktif dalam mengemban visi dan misinya. Selain menyelenggarakan seni jenjang D3, S1, pasca sarjana (S2 dan S3), juga menyelenggarakan studi lanjutan jalur professional. Jenjang D3 meliputi program studi karawitan, tari, kriya tekhnik, dan kriya panggung. Jenjang S1 meliputi program studi karawitan, etnomusikologi, pedalangan, tari dan kriya seni. Program S2 meliputi program studi penciptaan seni”.
2)      Paragraf induktif.
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak kalimat topiknya di akhir paragraf, paragraf ini dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Paragraf induktif berpolakan khusus-umum. Adapun contoh paragraf induktif adalah sebagai berikut:
“Setiap tahun, sekitar 85 % mahasiswa STSI Surakarta memperoleh berbagai penghargaan berupa beasiswa maupun sponsorship lainnya. Beberapa mahasiswa yang berprestasi akademik bagus sering terlibat dalam berbagai misi dan forum kesenian mahasiswa, baik didalam maupun diluar negeri. Sekitar 90% lulusan STSI Surakarta bekerja di Indonesia maupun dimancanegara sebagai seniman professional maupun dilembaga seni, studio seni, industry kecil, kerajinan, dan sebagainya. Hal ini mengokohkan STSI Surakarta sebagai institusi pendidikan yang mampu mempersiapkan SDM unggul dalam bidang seni yang siap berkiprah dimasyarakat.
3)      Paragraf campuran.
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak kalimat topiknya di awal paragraf dan di akhir paragraf, Paragraf campuran dapat dimulai dengan kalimat topic disusul kalimat pengembang, dan di akhiri dengan kalimat penegas. Adapun contoh dari paragraf campuran adalah sebagai berikut:
“Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama ini di anggap kampungan, peralatan, asal ada, dan tempat pertunjukan pun didaerah pinggiran, kini suasana berubah, irama dangdut tidak lagi di anggap sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah dan modern, tidak kalah dengan peralatan grup music pop. Artis-artisnya pun tidak kalah hebat dari artis grup musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya, maupun dalam hal suara. Irama dangdut sudah bisa muncul dipesta-pesta besar, digedung-gedung megah. Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah seperti hotel, klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum ‘gedongan’ dan kampus”.
4)      Paragraf naratif.
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat topiknya menyebar, baik di awal, ditengah, maupun di akhir paragraf. Biasanya paragraf naratif ini, semua gagasan dipandang penting, tidak ada didahulukan dan dikebelakangkan. Adapun contoh dari paragraf naratif adalah sebagai berikut:
“Biasanya, pendongeng membawa imaji pendengar, sehingga pendengar dapat mengubah informasi yang tidak terstruktur menjadi sebuah pesan ringkas yang disimpan didalam otak penerima pesan. Proses kejiwaan ketika sedang terjadi proses peringkasan cerita  dapat variatif, karena tergantung kepada minat penerima pesan. Oleh karenanya, dongeng yang sedang dilantunkan harus memperhatikan suasana dan kondisi pendengar”.

2.2.2        Paragraf ditinjau dari isinya, yakni:
1)      Paragraf Narasi
Paragraf Narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
 Ciri-ciri narasi sebagai berikut :
  • Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
  • Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
  •  Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
  •  Memiliki nilai estetika.
  •  Menekankan susunan secara kronologis
Contoh paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
  • Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
  • Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.


2)      Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
  • Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
  • Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
  • Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
  • Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
·         Pola Spasial
·         Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.      Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2.      Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
3)      Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
  • Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
  • Gaya penulisannya bersifat informatif.
  • Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
  • Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
a)       Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
b)       Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
c)       Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.
d)       Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
e)       Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
f)        Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
g)       Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
h)       Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …


4)      Paragraf Argumentasi
Paragraf Agumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
  • Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
  • Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
  • Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
  • Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
a)      Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
b)      Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c)      Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5)      Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
  • Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
  • Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
  • Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  • Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
  • Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis, yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
Jenis-jenis paragraf ditinjau dari letak kalimat utamanya:
1.    Paragraf deduktif.                            3.  Paragraf campuran.
2.    Paragraf induktif.                             4.  Paragraf naratif.

Jenis paragraf ditinjau dari isinya:
1.    Paragraf deskriptif.                           4.  Paragraf argumentative.
2.    Paragraf naratif.                                5.  Paragraf persuasif.
3.    Paragraf ekspositif.

Adapun cara pengembangan paragraf yakni:
1.    Menyalin.                                          4.  Menganalisis gambar.
2.    Dikte.                                                5.  Mengekspresikan pengalaman.
3.    Meringkas bacaan.
3.2  Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.



DAFTAR PUSTAKA


Dr. Tarigan, Djago. 1979: Membina keterampilan menulis paragraf dan pengembangannya: Bandung: Angkasa.
Suryo, Domas, dkk. 2012: Panduan latihan ujian nasional bahasa Indonesia (untuk SMA): Banyu Agung: Haka MJ.
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

No comments:

Post a Comment

terima kasih telah berkunjung ke blog saya