KIMIA DASAR 2
KIMIA
LARUTAN
- LARUTAN NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT
Zat
cair yang bisa menghantarkan listrik di sebut elektrolit, sedangkan
zat cair yang tidak dapat menghantarkan listrik di sebut
Nonelektrolit Suatu zat dapat menjadi elektrolit bila di dalam
larutannya xat tersebutterurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.
- Senyawa Ion
Dalam
keadaan padatan (Kristal) senyawa ion tidak menghantarkan listrik.
Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau
larutan, maka ion-ionnya bebas bergerak sehingga dapat menghantarkan
listrik.
- Senyawa Kovalen
Beberapa
senyawa kovalen dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan
ion negatif. HCL merupakan senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh
molekul-molekul air, HCL dapat terurai menjadi ion H + dan ion
cL– HCL (aq) → Hf (aq) +
cL– (aq).
Peristiwa
terurainya molekul menjadi ion-ion ini di sebut Ionisasi
- Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik kuat di sebut elektrolit kuat.
- Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik lemah di sebut elektrolit lemah.
- PH LARUTAN
- Asam dan Basa
a. Asam
Menurut Arrhenius (1887) Asam adalah suatu zat yang bila di larutkan ke dalam air akan ion hidronium (H+). Beberapa Asam,
Nama
asam dan Reaksi Ionisasi
RUMUS ASAM |
NAMA ASAM |
REAKSI IONISASINYA |
HF
HBr
H2S
CH3CooH
HNO3
H2SO4
H3PO4
H2C2O4 |
As.
Flurida
As.
Bromida
As.
Sulfida
As.
Asetat (Cuka)
As.
Nitrat
As.
Sulfat
As.
Fosfat
As. Oksolat |
HF (aq) → H +(aq) +
F– (aq)
HBR (aq) → H +(aq) +
Br–(aq)
H2s (aq) → 2H +(aq) +
S2–(aq)
CH3 CooH (aq) → H +(aq) +
CH3Coo–(aq)
HNO3(aq) → H +(aq) +
NO3– (aq)
H2SO4(aq) → 2H +(aq) +
SO4– (aq)
H3PO4(aq) → 3H +(aq) +
PO4–(aq)
H2C2O4(aq) → 2H + +
C2O4-(aq) |
- Asam yang menghasilkan sebuah H+ di sebut Monoprotik
- Asam yang menghasilkan dua ion H+ di sebut asam Diprotik
Dipandang
dari jumlah ion yang di hasilkan, Asam di bedakan menjadi :
- Asam kuat, yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan H+ dalam larutannya
- Asam lemah, yaitu asam yang sedikit terionisasi dan sedikit menghasilkan H+ dalam larutannya
b.
Basa
Menurut
Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan)
dapat menghasilkan ion CH-
Beberapa
basa,
RUMUSS BASA |
NAMA BASA |
IONISASI BASA |
NaOH
KOH
Ca
(oH)2
Ba
(oH)2
NH3 |
Natrium
Hidroksida
Kalium
Hidroksida
Kalsium
Hidroksida
Barium
Hidroksida
Amona |
NaOH (aq) —Na+ (aq) + OH–(aq)
KOH (aq) —K+ (aq) + OH–– (aq)
Ca
(OH)2 (aq) —
Ca2+ (aq) +
2OH– (aq)
Ba
(OH)2
(aq) —
Ba 2+ (aq) +
2OH–
NH3 (aq) +
H2O(l)—NH4+ (aq) + OH– (aq) |
Berdasarkan daya hantar listriknya, Basa di bedakan menjadi :
- Basa kuat, adalah basa yang terionisasi sempurna, misalnya : KOH, NaOH, Ba (OH)2
- Basa lemah, adalah basa yang hanya sedikit terionisasi, misalnya : NH3 dan AL (OH)3
- Titrasi Asam Basa
- Titrasi melibatkan reaksi antara asam dengan basa, yang di kenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimeri
- Volume titik akhir titrasi adalah dimana tepat pada saat warna indikator berubah penambahan ( titrasi ) di hentikan dan volumenya di catat
- Volume larutan penitrasi yang di peroleh melalui perhitungan secara teoritis di sebut titik ekivalen.
- Perbedaan volume titik akhir titrsi dengan titik ekivalen di sebut kesalahan titrasi
Contoh
soal :
Sebanyak
20 ml larutan H2So4 yang belum di ketahui konsentrasiny dititrasi
dengan mulai berubah pada saat volun NaOH 0,1 dengan menggunakan
indikator fenolftalein
(pp).
Warna pp mulai berubah pp H2 SO4 tersebut ?
Jawab :
Jawab :
Reaksi
yang terjadi pada reaksi tersebut adalah :
H2 SO4 (aq)+ 2Na OH (aq) → Na2 SO4 (aq)+ 2 H2O(L)_
NaOH yang terpakai pada saat titrasi = 0,1 mol L–1
H2 SO4 (aq)+ 2Na OH (aq) → Na2 SO4 (aq)+ 2 H2O(L)_
NaOH yang terpakai pada saat titrasi = 0,1 mol L–1
x
0,032 L
= 0,032 mol
= 0,032 mol
Dari
persamaan reaksi 1 mol H2SO4 =
2 mol NaOh
Jadi,
H2SO4
yang di titrasi = x 0,032 mol
=
0,0016 mol
Konsentrasi H2SO4 = 0,0016 mol / 0,02 ml
= 0,08 mol L – 1
= 0,08 M.
Konsentrasi H2SO4 = 0,0016 mol / 0,02 ml
= 0,08 mol L – 1
= 0,08 M.
- Larutan Penyangga
- Komposisi Larutan Penyangga.
Larutan
pentannga atau buffer adalah larutan yang PH nya relatif tetap (tidak
berubah) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Di tinjau
dari komposisi zat penyusunnya terdapat dua sistem larutan penyangga
yaitu sistem penyangga Asam lemah dengan basa konjugasinya dan sistem
penyangga basa lemah dengan asam konjugasinya.
a.
Sistem penyangga asam dan basa konjugasi
CH3 CooH (aq) → CH3 Coo–(aq) +
H+(aq)
CH3 CooNa (aq) → CH3 Coo–(aq) +
Na+(aq)
Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah ( CH3 CooH ) dengan basa konjugasinya ( CH3 Coo–)
Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah ( CH3 CooH ) dengan basa konjugasinya ( CH3 Coo–)
Contoh soal :
1.
Mereaksikan 100 ml larutan CH3 CooH 0,1 M dengan 50 ml larutan NaOh
0,1 M sehinnga stoikiometri dalam 150 ml campuran yang di hasilkan
terdapat 0,005 mol CH3 CooH ( Sisa Reaksi ) dan CH3 Coo– (Hasil
reaksi)
Jawab :
CH3 CooH (aq) + NaOH (aq) → CH3 CooNa (aq) + H2O(L)–
Di reaksikan : 0,01 0,005
Bereaksi : 0,005 0,005
Akhir : 0,005 0 0,005 mol
CH3 Coo– (aq) + Na+(aq)
0,005 mol
Jadi, setelah semua NaOH habis bereaksi didalam larutan terdapat CH3CooH yang tidak bereaksi (0,005 mol) dan CH3 Coo– yang berasal dari ionisasi CH3 Coo Na hasil reaksi (0,005)
b.Sistem penyangga Basa dan asam konjugasi
campuran
NH3 atau NH4 OH dan NH4 CL terdapat ion OH– yang berasal dari
ionisasi sebagian NH4OH, ion NH4+ yang berasal dari ionisasi NH4 OH
dan Ionisasi NH4 CL. Dalam sistem penyangga tersebut terdapat basa
lemah dan asam konjugasi
Contoh
soal :
1. Mereaksikan 100 ml larutan NH4Oh 0,1 M dengan 50 ml larutan HCL 0,1 M, maka secara stoikiometri di dalam 150 ml campuran yang di hasilkan terdapat 0,005 mol NH4OH (sisa reaksi ) + NH4+ (Hasil Reaksi ).
1. Mereaksikan 100 ml larutan NH4Oh 0,1 M dengan 50 ml larutan HCL 0,1 M, maka secara stoikiometri di dalam 150 ml campuran yang di hasilkan terdapat 0,005 mol NH4OH (sisa reaksi ) + NH4+ (Hasil Reaksi ).
Jawab
:
NH4OH (aq) +
HCL (aq)
NH CL (aq)
+ H2O
(L).
Direaksikan
: 0,01 0,005
Bereaksi
: 0,005 0,005
Akhir
: 0,00% 0 0,005 mol
NH4 (aq) + CL– (aq)
NH4 (aq) + CL– (aq)
0,005
mol
- PH Larutan Penyangga
a.
Sistem penyangga Asam lemah dan Basa konjugasi
Yang
berperan penting dalam larutan penyangga adalah sistem reaksi
kesetimbangan yang terjadi pada asam lemah atau basa lemah.
Rumus :
[ H+] = Ka x Mol As
Mol Basa konjugasi
b. Sistem penyangga basa lemah dan asam konjugasinya
di
dalam sistem ini yang paling berperan adalah reaksi kesetimbangan
pada basa lemah
Rumus :
[OH–] = kb x mol Basa
Mol Asam konjugasi
Rumus :
[OH–] = kb x mol Basa
Mol Asam konjugasi
- Prinsip kerja larutan penyangga
Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah.
Contoh soal :
1 liter air larutan penyangga yang mengandung 0,1 M CH3 CooH dan 0,1 M CH3 Coo- Di tambahkan 10 ml larutan HCL 0,1 M. jika Ka CH3 CooH = 10–5, hitunglah pH larutan penyangga tersebut sebelum dan sesudah di tambahkan HCL.
Jawab :
a. sebelum di tambahkan HCL.
[H+] = Ka x [ CH3 CooH ]
[CH3 CooH–]
= 10–5 x 0,1
0,1
= 10–5
pH = 5
b.
sesudah di tambah HCL
Jumlah mol sebelum ditambah HCL
CH3 CooH = 0,1 mol L–1 x 1 L CH3 Coo– = 0,1 mol L–1 x 1L
= 0,1 mol = 0,1 mol
HCL yang di tambahkan = 0,1 mol L–1 x 0,01 L
= 0,001
Pada penambahan HCL, maka ion H+ dari HCL akan bereaksi dengan ion CH3 Coo–
CH3 Coo– + H+ → CH3 CooH.
Jadi, setelah penambahan HCL jumlah mol
CH3 CooH = (0,1 + 0,001) mol = 0,1001 mol
CH3 Coo– = (0,1 – 0,001) mol = 0,o99 mol
Sehingga [H+] = 10– 5 x 0,1001 = 1,011 – 10-5
0,099
pH = 5- log 1,o11 = 4,995
Jumlah mol sebelum ditambah HCL
CH3 CooH = 0,1 mol L–1 x 1 L CH3 Coo– = 0,1 mol L–1 x 1L
= 0,1 mol = 0,1 mol
HCL yang di tambahkan = 0,1 mol L–1 x 0,01 L
= 0,001
Pada penambahan HCL, maka ion H+ dari HCL akan bereaksi dengan ion CH3 Coo–
CH3 Coo– + H+ → CH3 CooH.
Jadi, setelah penambahan HCL jumlah mol
CH3 CooH = (0,1 + 0,001) mol = 0,1001 mol
CH3 Coo– = (0,1 – 0,001) mol = 0,o99 mol
Sehingga [H+] = 10– 5 x 0,1001 = 1,011 – 10-5
0,099
pH = 5- log 1,o11 = 4,995
- Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
a. Sistem penyangga karbonat dalam darah.
pH darah relatif tetap di sekitar 7,4. hal ini di karenakan adanya sistem penyangga H2 CO3 / HCO–3.
Sehinnga meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat di netralisir penagruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang bersifat asam maka reaksinya :
H+ (aq) + hCO–3(aq) → H2CO3 (aq)
Sebaliknya apabila kemasukan zat yang bersifat basa maka reaksinya :
OH–(aq) + H2CO3 (aq) → HCO–3(aq) + H2O(L)
b.
Sistem penyangga fosfat dalam cairan sel.
Cairan
intrasel merupakan media penting untuk berlangsungnya rekasi
metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan zat-zat yang bersifat asam
atau basa. Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan dapat
menurunkan harga pH cairan intrasel dan sebaliknya, bila dari proses
metabolisme di hasilkan banyak zat bersifat asam, maka reksinya
:
HPO2–4(aq) + H+(aq) → H2PO–4 (aq)
HPO2–4(aq) + H+(aq) → H2PO–4 (aq)
Dan
bila dari proses metabolisme di hasilkan banyak zat bersifat basa,
maka reaksinya :
H2PO–4 (aq) + OH– (aq) → HPO–4(aq) + H2O(L)
c. sistem asam amino / protein
Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Asam amino berfungsi sebagai sistem penyangga di dalam tubuh. Ion H+ akan di ikat oleh gugus yang bersifat basa dan ion OH– akan di ikat oleh gugus yang bersifat asam. Dengan demikian larutan yang mengandung asam amino akan mempunyai pH relatif tetap.
H2PO–4 (aq) + OH– (aq) → HPO–4(aq) + H2O(L)
c. sistem asam amino / protein
Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Asam amino berfungsi sebagai sistem penyangga di dalam tubuh. Ion H+ akan di ikat oleh gugus yang bersifat basa dan ion OH– akan di ikat oleh gugus yang bersifat asam. Dengan demikian larutan yang mengandung asam amino akan mempunyai pH relatif tetap.
- Hidrolisis
- jenis garam dan reaKsi Hidrolisis
Reaksi
penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air di
sebut hidrolisis. Pada penguraian garam tersebut dapat terjadi
beberapa kemungkinan.
- Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ sehingga menyebabkan [H+]. Dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH–] dan larutan bersifat asam.
- Ion garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH sehingga didalam sistem [H+] < [OH], akibatnya larutan bersifat basa.
- Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap sama dengan[OH–] dan air akan tetap netral (pH =7)
Garam yang terbentuk
dari asam lemah dan dasa kuat. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat bila di larutkan dalam air akan menghasilkan anion dari
asam lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion
OH– yang menyebabkan larutan bersifat basa. Jadi, garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian
(parsial) dan bersifat basa
Garam yang terbentuk
dari asam kuat dan basa lemah. Garam berasal dari asam kuat dan
basa lemah bila di larutkandalam air akan menghasilkan kation yang
berasal dari basa lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air akan
menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam. Jadi,
garam berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis
sebagian (parsial) dan bersifat asam
Garam yang terbentuk
dari asam lemah dan basa lemah. Garam berasal dari asam lemah
dan basa lemah di dalam air terionisasi dan kedua ion garam tersenut
bereaksi dengan air. Oleh karena itu reaksi kedua garam tersebut
masing-masing menghasilkan ion H+ dan ion OH–, maka sifat larutan
garam ini di tentukan oleh harga tetapan kesetimbangan dari asam
lemah dan basa yang terbentuk.
Garam yang terbentuk
dari asam kuat dan basa kuat. Ion yang di hasilkan dari ionisasi
garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak ada yang
bereaksi dengan air, sebab ion-ion yang bereaksi akan segera
terionisasi. Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan
basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+
dan OH– dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat
netral.
- Harga pH larutan Garam
- Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
Rumus :
Kh = 1 x Kw [ OH– ] = √ Kw x [ A–]
Ka Ka
Keterangan : Kw = Tetapan ionisasi air ( 10–14 )
Ka = Tetapan ionisasi asam
[ A– ] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
Contoh soal :
Hitunglah pH larutan NaCN 0,01 M. Di ketahui Ka HCN = 10–10
Jawab :
NaCN → Na+ + CN–
0,1 M 0,1 M
[OH–] = √ Kw x [ CN– ]
Ka
[OH–] = √ 10–14
[ 0,01 ]
10–10
[OH–] = 10–3
poH = 3
pH = 11
- Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
Rumus :
Kh = =
Keterangan :
Kw = Tetapan ionisasi air
Kb = Tetapan ionisasi basa
[ B+
] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
Contoh soal :
Hitunglah pH larutan ( NH4 )2 SO4 0,1 M, Jika Kb NH3 = 2 x 10–5
Jawab :
( NH4 )2 SO4 (aq) → 2NH+ + SO2–4
Garam berasal dari
asam kuat dan basa lemah, maka larutannya bersifat asam.
[H+] = √ Kw X [ NH+4 ]
Kb
[H+] = √ 10–14 X
0,2
2 x 10–5
[H+] = 10–5
[H+] = √ Kw X [ NH+4 ]
Kb
[H+] = √ 10–14 X
0,2
2 x 10–5
[H+] = 10–5
pH = 5
- Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
Rumus :
[ H+] =
Dari rumus harga pH
larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak
tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan namun
tergantung pada harga ka dan kb dari asam basa pembentuknya
- Jika Ka = kb, maka larutan akan bersifat netral ( pH = 7 )
- Jika Ka > kb, maka larutan akan bersifat asam ( pH <>
- Jika Ka < style=""> ( pH > 7 )
Contoh soal
:
Hitunglah pH larutan CH 3CooNH4 0,1 M, Jika diketahui. Ka = 10–10 dan kb NH3 = 10–5
Hitunglah pH larutan CH 3CooNH4 0,1 M, Jika diketahui. Ka = 10–10 dan kb NH3 = 10–5
Jawab :
[ H+] =
[ H+ ] =
[ H+ ] = √ 10–19
pH = – Log ( 10–19 ) ½
[ H+] =
[ H+ ] =
[ H+ ] = √ 10–19
pH = – Log ( 10–19 ) ½
= ½ ( – Log 10–19)
pH = 8,5
Hasil kali kelarutan (Ksp)
Rumus :
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ] n
Contoh :
Untuk senyawa ion sukar larut Ag2 CrO4
dengan kesetimbangan
Ag2 CrO4 → 2Ag+ + CrO2–4Jawab:
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ]n
pH = 8,5
Hasil kali kelarutan (Ksp)
Rumus :
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ] n
Contoh :
Untuk senyawa ion sukar larut Ag2 CrO4
dengan kesetimbangan
Ag2 CrO4 → 2Ag+ + CrO2–4Jawab:
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ]n
Ksp Ag2CrO4 =
[ Ag+ ] 2 [
CrO2–4
]
- Sifat Kolegatif Larutan
Sifat kolegatif larutan adalah unsur-unsur larutan yang tidak tergantung kepada jenis zat terlarut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi partikelnya meliputi :
- Penurunan tekanan uap jenuh
- Kenaikan titik didih
- Kenaikan titik beku
- Tekanan osmotik
- Konsentrasi Larutan
a. Molaritas
Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1 Liter larutan.
M = n ---- mol atau M = m . 1000
V ---- V mr V → Volume (ml)
Contoh soal : Hitung konsentrasi larutan yan gdi buat dari 2gr NaOH yang dilarutkan dalam air hingga volume 500 ml ( Mr. NaOH = 40 )
Jawab :
Diketahui m = 2gr
V = 500 ml
Ditanyakan M…?
Jawab M = m X 1000
Mr V
= 2 X 1000
40 500
= 2000
20.000
= 0,1 m
b. Molalitas (m)
Adalah satuan konsentrasi yang manyatakan banyaknya mol zat pelarut tiap 1 Kg pelarut
( 1000 gr pelarut )
M = n → Keterangan :
P m = molalitas
n = mol zat pelarut
p = massa pelarut (Kg)
w = massa zat (gn)
Contoh soal :
- Berapakah kemolalan larutan yang d buat dengan mencampurkan 3 gr urea dengan 200 gr air?
Jawab :
1) Diketahui w = 3gr
mr = 60 → (mr. Co (NH2)2) Urea C = 12, N=14, 0 = 16, H = 1
p = 200 gr
Ditanyakan m…?
Jawab :
m = w X 1000
m Mr p= 3 X 1000
m 60 200=3 X 1000
m= 0,25
2). Diketahui mr = 180,
dalam 12 % massa glukosa terdapat 12 gr dan massa air ( 100 – 12 ) = 88 gr
Ditanyakan m…?
Jawab:
m = w X 1000
mr p = 12 X 1000
180 88
= 0,76
2). Diketahui mr = 180,
dalam 12 % massa glukosa terdapat 12 gr dan massa air ( 100 – 12 ) = 88 gr
Ditanyakan m…?
Jawab:
m = w X 1000
mr p = 12 X 1000
180 88
= 0,76
c. Fraksi Mol
Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atai pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jadi kalai na = adalah zat pelarut, nb = adalah mol terlarut, maka fraksi mol pelarut (XA) adalah :
XA = na → X pelarut = Mol pelarut
nA + nb mol pelarut + mol zat pelarut
Dan Fraksi mol zat terlarut (XB) adalah :
XB = nB → X terlarut = Mol terlarut
nA + nB mol pelarut + mol terlarut
XA + XB = 1
Contoh Soal :
Tentukan kadar glukosa jika di ketahui fraksi mol glukosa sebesar 0,2
Jawab :
Xglukosa = 0,2
Xair = 1 – 0,2
= 0,8
Perbandingan glukosa : air = 0,2 : 0,8 = 2:8
Massa air = n . Mr
= 8 . 18
= 144gr
Massa glukosa = n . Mr
= 2 . 180 144gr + 360gr = 504gr
= 360gr
glukosa = 360 X 100% = 71,43%
504
1). Penurunan tekanan uap ( Δp )
- Uap jenuh adalah uap yang berada dalam kesetimbangan
- Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang di sebabkan oleh uap jenuh
- Uap raouh hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh pelarut adalah :
p = Xpelarut . Po
Keterangan :
p = tekanan
uap
jenuh larutang
po = tekanan uap jenuh pelarut
Xpelarut = fraksi mol pelarut
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut dengan tekanan uap jenuh larutan di sebut “Δp”
po = tekanan uap jenuh pelarut
Xpelarut = fraksi mol pelarut
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut dengan tekanan uap jenuh larutan di sebut “Δp”
Δp = po - p
Δp = Xterlarut . po
Δp = Xterlarut . po
Keterangan : Δp =
Penurunan tekanan uap jenuh
2). Kenaikan titik jenuh (ΔB)
- Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer di sekitarnya. Example : Di permukaan laut ( p = 760 mmHG) air mendidih pada suhu 100ºC karena pada suhu 100ºC tekanan uap air 760 mmHG.
- Dengan adanya zat – terlarut dalam suatu zat cair maka titik didih zat cair itu akan naik sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
- Selisih antara larutan dengan titik pelarutnya di sebut kenaikan titik didih (ΔTb = Tb Larutan Elevation).
- Δb = Larutan – Tb Pelarut.
- ΔTb tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan.
Δb = kb . m
Keterangan
ΔTb = Kenaikan
titik didih
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal
m = Molalitas.
3). Penurunan titik beku (ΔTf)
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal
m = Molalitas.
3). Penurunan titik beku (ΔTf)
- Titik beku adalah siatu suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatan. Example, Pada tekanan 1 atm, air membeku pada 0ºC karena pada suhu itu tekanan uap air = tekanan uap es.
- Adanya zat-zat terlarut dalam suatu zat cair mengakibatkan titik beku zat cair itu akan turun → sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
- Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarutnya di sebut penurunan titik beku ( ΔTf = freezing point defression) ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan.
- ΔTf tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi konsentrasi partikel dalam larutan
ΔTf = kf .
m
Keterangan
Keterangan
ΔTf = penurunan
titik beku
kf = tetapan penurunan titik beku molal
M = Molalitas
kf = tetapan penurunan titik beku molal
M = Molalitas
DAFTAR
PUSTAKA
Anshory Irfan. 1994. SMU Kelas 1. Bandung: Erlangga.
Sudarmo Unggul. 2004. Kimia untuk kelas II. Surabaya: Erlangga.
Kitti Surah. 2000. SMU kelas II. Jakarta: intan Pariwara.
Santoso, Juari, Dkk. 2004. Kimia untuk kelas X. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Redaksi
chem-is-try.org
pada 01-05-2009
Utiya
Azizah
pada 24-02-2010
Budi
Utami
pada 30-06-2011reaksi larutan elektrolit dannonelektrolit
Zulfikar
pada 05-06-2010
Ratna
dkk
pada 11-12-2009
Utiya
Azizah
pada 21-02-2010
Yoshito
Takeuchi
pada 11-08-2008